Mencegah Sebelum Mengobati. Baca aja!!
Berdasarkan hasil penelitian lembaga penelitian Reflex, yang berada di bawah koordinasi para peneliti Jerman, meneliti dampak radiasi ponsel pada hewan dan sel manusia di laboratorium.
Hasil penelitian menunjukkan adanya kerusakan DNA yang bertambah secara signifikan. Ini terjadi setelah sel dikenakan gelombang elektromagnet. Padahal sel yang terkena medan elektromagnet tidak semuanya mampu memperbaiki kerusakan DNA.
Kerusakan tampak pula pada generasi sel berikutnya, sehingga sel yang melakukan mutasi berpotensi menyebabkan kanker. Hasil penelitian yang hingga kini belum diterbitkan secara resmi dalam jurnal ilmiah mana pun itu juga melaporkan adanya dampak berbahaya lain pada sel akibat ponsel.
Percobaan sendiri dilakukan dengan menggunakan Specific Absorption Rate (SAR) antara 0,3 dan 2 watt per kilogram. SAR adalah sebuah acuan yang digunakan untuk mengukur tingkat penyerapan tubuh terhadap emisi ponsel. Kebanyakan ponsel yang dilempar ke pasar memancarkan sinyal radio dengan tingkat SAR 0,5-1 watt per kg.
Hasil penelitian juga menduga, radiasi ponsel mempunyai beberapa dampak pada tubuh manusia, misalnya memanasnya jaringan tubuh, terjadinya sakit kepala, dan perasaan muak. Meski begitu, hingga detik ini, belum ada satu pun hasil penelitian yang dapat memberi bukti bahwa radiasi ponsel memberi efek yang membahayakan secara permanen.
Akan tetapi kepastian penelitian masih membutuhkan waktu empat hingga lima tahun lagi. Artinya, para peneliti menyadari, masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk menentukan dampak nyata dari ponsel terhadap kesehatan manusia. Sayangnya, tim peneliti tidak menganjurkan pendekatan apa pun untuk melakukan tindakan pencegahan.
Sedangkan menurut Sienkiewicz, hasil penelitian yang dilakukan Reflax belum menunjukkan adanya perubahan biologi yang dapat menyebabkan penyakit. Meski penelitian bertujuan mencari dampak dari gelombang radio pada sel dan DNA, Sienkiewicz belum yakin bukti kerusakan DNA itu benar-benar ada.
Menurut Sienkiewicz, yang perlu digarisbawahi justru apakah penelitian lanjutan masih diperlukan. Sebab, dia melanjutkan, hal itu perlu dipertegas untuk menyingkap apakah ponsel memiliki efek yang dapat terukur terhadap kesehatan.
Sedangkan dalam penelitian terpisah Tamara Mariea, pendiri perusahaan kesehatan alamiah Internal Balance, mengumumkan temuan hasil riset selama lima tahun terhadap para klien pengidap autisme dan kesalahan fungsi sensitivitas membran. Riset dilakukan terhadap kondisi di Amerika Serikat.
Mariea mengklaim tekanan radiasi elektromagnetik sebagai salah satu penyebab meningkatnya kasus autisme dalam dua dekade terakhir di AS.
Friday, June 5, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment